Wednesday, July 9, 2008

Rasa Takut

Belum lama ini, saya mengajak keluarga pergi ke Dino Live ! Ya, hitung-hitung piknik liburan sekolah buat anak saya. Saat saya ajak si sulung untuk melihat Dino tadinya dia agak takut, karena sepengetahuan dia, dinosaurus adalah binatang yang buas. Jadi dipikirnya, dinosaurus itu bisa menggigitnya. Wah, kalo memang dino yang ada di senayan beneran, saya mungkin akan berpikir sejuta kali untuk mengajak keluarga. Tapi dengan beberapa kali penjelasan yang masuk nalarnya, saya berhasil membujuknya ikut. Yes !

Berangkatlah kami sekeluarga. Ketika hampir sampai, si sulung masih antusias dengan robot dinosaurus yang akan disaksikannya itu. Tatkala kami sampai ke pintu masuk, tiba-tiba si sulung mengurungkan niatnya. O o ada apa ini ? pikir saya. Saya dan istripun segera mengeluarkan berbagai jurus untuk membujuk si sulung untuk masuk. Tak mempan juga. Si sulung tampaknya takut untuk masuk. Sementara si sulung tak beranjak di depan pintu masuk, sang adik enak-enakan bermain loncat-loncatan di bangunan dari balon gas. Si sulung mogok dan mulai berurai air mata. Wah bagaimana ini ? Untunglah, saya pergi bersama mertua yang kemudian berbaik hati mau menemani venue di sebelah. Akhirnya, cuma kami bertiga yang masuk menikmati robot-robot makhuk pra sejarah yang datang ke Senayan selama sebulan.

Rasa takut ada banyak bentuknya. Ada yang rasional, ada juga yang tidak. Kalau ketakutannya sudah berlebihan tentang suatu hal, itu namanya Phobia. Kita semua punya rasa takut, tidak memandang apakah kita sudah dewasa, atau masih kecil sekalipun. Tetapi ketakutan yang rasional dan termanajemen dengan baik bisa menjadi self defense yang baik. Misal, banyaknya kejadian penculikan anak membuat para orang tua membekali anak-anaknya untuk tidak mudah menerima ajakan atau permen dari orang asing. Ini adalah rasa takut yang termanajemen dengan baik.

Saya cuma berharap, semoga rasa takut si sulung cuma sementara saja. Semoga, seiring dengan waktu, dia bisa menjadi anak yang berani menghadapi apapun dan siapa pun di dunia ini dan menjadi pemimpin yang berani, disegani tapi juga islami, seperti Umar bin Khattab. Seperti doa yang saya titipkan ke dalam namanya :
Khalifa (dari kata Khalifah, yg artinya pemimpin).

1 comment:

nuuul said...

amiiin..
ntar juga berani ya, bima :D